Dalam interaksi antara orangtua (ayah/ibu) dan anak sering muncul masalah. Orangtua sering mempermasalahkan sikap, perilaku, atau kebiasaan anak yang menurut mereka tidak baik atau tidak pantas. Orangtua berusaha untuk "meluruskan" atau membuat anak kembali ke "jalan yang benar".
Dan dari pengalaman membantu banyak klien, baik orangtua maupun anak, saya melihat ada pola konsisten mengenai "masalah" di antara orangtua dan anak.
Masalah terbagi menjadi dua yaitu masalah pada diri anak dan masalah pada diri orangtua.
Orangtua sayangnya sering tidak menyadari bahwa mereka pun seringkali bermasalah. Orangtua memandang anak bermasalah karena apa yang dilakukan anak, yang sebenarnya masih dalam batas wajar dan normal, karena tidak sesuai dengan standar atau pemahaman orangtua mengenai mana yang baik, benar, santun, dan seharusnya.
Akibatnya, orangtua, yang sebenarnya bermasalah, memaksa anak untuk "normal" mengikuti pandangan mereka yang salah. Anak yang tadinya baik, karena terus dipaksa menjadi "normal", akhirnya benar-benar menjadi anak bermasalah.
Sebaliknya, bila anak bermasalah, ini perlu dimengerti sebagai pesan kepada orangtua bahwa ada pola asuh yang kurang pas yang mereka terapkan di rumah yang memengaruhi proses tumbuh kembang anak, terutama di aspek mental dan emosi . Dan tugas orangtua untuk membantu anak berkembang dengan baik sesuai dengan usianya.
Satu contoh, saya pernah diminta menangani anak yang sulit konsentrasi saat belajar. Menurut ibunya anak ini tidak bisa fokus dan maunya main saja.
Si ibu berharap anaknya bisa fokus selama 1 jam kalau pas lagi belajar. Saat saya tanya berapa usia anaknya, si ibu menjawab bahwa usia anaknya 3 tahun.
Anak usia tiga tahun mana bisa fokus lama kalau belajar. Rentang fokus maksimal, untuk mudahnya, jadikan usia menjadi menit, dengan maksimal 30 menit. Jadi, kalau anak usia 3 tahun, fokus maksimal ya 3 menit. Dan memang anak usia 3 tahun lebih suka main daripada belajar. Ini adalah hal yang alamiah dan wajar bagi anak.
Bila terus dipaksa harus bisa fokus 1 jam, ini akan sangat merusak si anak. Jadi, masalah ada pada si Ibu, bukan pada anak.
Yang sering terjadi adalah kondisi berikut:
------------------------------------------------------------
Masalah Anak
------------------------------------------------------------
Tidak Ada Masalah
------------------------------------------------------------
Masalah Orangtua
------------------------------------------------------------
Idealnya kita memperkecil ruang "Masalah Anak" dan ruang "Masalah Orangtua" sehingga yang menjadi besar adalah ruang "Tidak Ada Masalah" seperti berikut ini:
------------------------------------------------------------
Masalah Anak
------------------------------------------------------------
Tidak Ada Masalah
------------------------------------------------------------
Masalah Orangtua
------------------------------------------------------------
Bagaimana menurut Anda?