Oleh:
Uril Bahrudin
Diantara nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia adalah nikmat bahasa, yang di dalamnya termasuk bahasa Arab. Paling tidak ada tiga ayat al Quran yang mengungkapkan nikmat bahasa dalam kehidupan masyarakat manusia.
Ayat yang PERTAMA adalah firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 31: “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya”. Dalam tafsir Ar Rāzῑ disebutkan bahwa Al Asy’arῑ, Al Jubā’ῑ dan Al Ka’bῑ telah menjadikan ayat tersebut sebagai dalil bahwa Allah telah menganugerahkan nikmat besar dan mengajarkan kepada Adam ilmu penting terkait dengan ungkapan yang khusus dibuat untuk menunjukkan nama segala sesuatu di jagad raya ini, dan itulah yang disebut dengan bahasa.
Ayat KEDUA adalah firman Allah swt. di awal surat ar Rahman: “(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan al Quran, Dia menciptakan manusia, mengajarnya bahasa”. Dalam tafsir Al Munir, Wahbah az Zuhailῑ dalam menafsirkan rangkaian ayat-ayat tersebut menyebutkan ada 11 nikmat besar yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia, diantaranya adalah nikmat al bayān atau bahasa yang tidak diajarkan oleh Allah kecuali kepada manusia. Dia juga menyebutkan bahwa bahasa adalah media utama dalam pembelajaran al Quran.
Ayat KETIGA adalah firman Allah dalam surat ar Rūm ayat 22: “Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. Dalam ayat tersebut Allah mengajarkan nikmat keragaman bahasa yang kepada manusia, sebagian pendapat menyebutkan bahwa bahasa yang dipakai oleh manusia di dunia ini sekarang mencapai lebih dari 5000 bahasa, jumlah itu belum termasuk sejumlah logat yang biasanya dimiliki oleh setiap bahasa.
Karena bahasa adalah salah satu diantara nikmat besar Allah untuk manusia, maka keberadaannya wajib kita syukuri. Salah satu bentuk kesyukuran kita adalah dengan mempelajarinya, uatamanya terkait dengan bahasa yang memiliki manfaat ganda, bukan hanya sebagai sarana komunikasi di dunia, namun juga untuk mengantarkan kebahagiaan manusia di akhirat, yaitu bahasa Arab.
Dalam melakukan studi bahasa, awalnya bahasa dikaji dalam kapasitas sebagai ilmu sarana, kemudian berkembang menjadi ilmu tujuan. Maka, lahirlah berbagai ilmu yang berkaitan dengan bahasa, bahkan kajian tentang bahasa berhasil dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sosial, psikologi, polotik dan lain sebagainya yang dikenal dengan istilah studi bahasa interdisipliner atau ad dirāsah al lughawiyah al bainiyah.
Berkaitan dengan studi bahasa Arab, muncullah beberapa ahli bahasa terkenal dalam sejarah lingustik Arab, diantaranya Ibnu Jinnῑ, Sῑbawaih, Al Farahῑd dan lain sebagainya. Ibnu Jinniῑ misalnya telah mendefinisikan bahasa sebagai: “Bunyi ujaran yang digunakan oleh sekelompok masyarakat tertentu untuk mengungkapkan maksud dan keinginan mereka”. Sesungguhnya definisi ini memiliki banyak kesamaan dengan definisi yang dikemukakan oleh tokoh lingusitik modern semacam Ferdinand de Saussure, karena telah mencakup seluruh karakteristik sebuah bahasa yang meliputi karakter bunyi, sosial, perubahan, struktur dan pemerolehan.
Namun sayangnya, nama-nama mereka tidak pernah kita jumpai dalam buku-buku linguistik modern apalagi dimasukkan dalam deretan tokoh linguistik, padahal keberadaan mereka dalam melakukan studi bahasa jauh lebih awal dibandingkan dengan Ferdinand de Saussure dan teman-temannya.
Sebagai bentuk sikap ojektif dalam melakukan studi ilmiah bahasa, para ahli linguistik muslim modern seharusnya mampu menampilkan gagasan linguistik tokoh-tokoh muslim tersebut disandingkan dengan perkembangan linguistik modern. Wallahu a’lam.
==============
cak.uril@gmail.com