[caption id="attachment_30" align="alignleft" width="278"]
ciri istri pejabat[/caption] Seminggu lalu Nadia lapor pada kami kalau dia oleh pihak sekolah diajak dalam sebuah acara ramadan di surabaya. Dia diminta untuk menjadi Qori (pembaca al quran) di acara tersebut, sementara temennya ada yang diminta jadi pembaca terjemahannya, dan pidato (semacam pildacil). Tetapi waktu itu dia gak mau karena harus ke Surabaya dan alasan lainnya adalah bepergian saat puasa – dia khawatir mokel (membatalkan puasanya) apalagi katanya acaranya sampai malam dan tiba di rumah sekitar jam 10 Malam, selain itu dia grogi karena pesertanya konon ribuan. Kami sudah berusaha membujukknya untuk ikut tetapi karena beberapa temannya mengundurkan diri akhirnya dia juga gak mau ikut.
Sekitar 4 hari yang lalu dia kembali lapor kalau acaranya adalah buka bersama dengan anak yatim yang pesertanya sekitar 1500 orang. Kali ini dia mau asalkan ditemani oleh ibunya, karena temennya juga demikian. Tapi dia masih saja grogi karena harus jadi Qori didapan ribuan orang – maklum Nadia masih Qori kelas kampung heheheh – akhirnya ibunya meyakinkan agar dia nothing to lose aja wong bukan acara lomba. Alhamdulillah dia akhirnya mantap berangkat,
Sabtu, 4 Agustus 2012 siang, dia diantar ibunya ke Sekolahannya – SD Ummu Aiman, untuk berangkat bersama-sama temannya. Sesampainya di sana dia bilang tidak usah ditemani karena dia pergi dengan 17 orang anak lainnya, sebagian anak adalah dari panti asuhan dan sebagian lagi adalah yang bertugas di acara tersebut seperti dirinya.
Sekitar jam 20.30 dia telepon ibunya meminta saya menjemput di gang depan rumah dengan motor. Dengan sedikit terkantuk-kantuk saya menuju pintu gerbang perumahan yang terletak di pinggir jalan Malang Surabaya yang jaraknya cuman sekitar 200 meter. Tidak sampai satu menit menunggu saya dengan suara Nadia memanggil saya. Dengan berlari-lari kecil membawa tas punggung, tas kain berwaran hijau bertuliskan, BKKKS Propinsi Jawa Timur. Isi dari tas tersebut macam-macam bingkisan dan satu kotak besar makanan dia bilang,
“Aku belum buka lho Bi, tadi habis sholat langsung di kasih kotak-an ini, dan bingkisan di tas terus pulang. Aku juga gak bisa makan di mobil..” katanya sambil naik motor.
“Ya, ayo cepet – segera makan di rumah..”
“Wah, tadi yang hadir acaranya buanyak, katanya 1500 orang…!”
“Anak yatim semua?”
“Enggak… ada orang-orang tua dan yang cacat… “ katanya dalam perjalanan pulang
“Oh berarti itu buka bersama dengan yatim dan Duafa…” jelas saya
“Tempatnya dimana sih? Siapa yang mengadakan?”
“Tempatknya di aula BKKKS dekat kantor gubernur Jatim..”
“Berarti ada pak Gubernur di acara itu ya?”
“Nggak nggak ada… cuman ibu-ibu pejabat…”
“Lho kok tahu kalo yang hadir itu ibu-ibu pejabat…?” tanya saya agak geli
“Lha iya sudah kelihatan dari penapilannya?”
“Gimana?”
“Itu ibu-ibunya pakai baju yang bagus-bagus, terus tangannya penuh gelang-gelang emas… jari-jarinya itu juga banyak cincinnya …”
“Oh.. kalo gitu itu pejabat ya?”
“Ya, iya khan itu mahal-mahal, trus lagi kosmetiknya tebal, lisptiknya, bedaknya … potongan rambutnya…” dia bersemangat sekali mendeskripsikan gambaran ibu-ibu pejabat pada saya
“Gitu ya berarti…” kata saya menimpali sambil tersenyum
“Ya, trus itu kalo pakai kerudung… kan nanggung gak niyat, rambutnya yang depan masih kelihatan… trus ada yang cuman di-sampir-kan di atas kepala gitu…”
“Heheh.. tapi khan asyik Nad ketemu pejabat…”
“Wah nggak bikin bete… masak ada yang tiba-tiba baru datang langsung tangannya diulurkan ke aku sama Madza…?”
“Diminta salim gitu..?”
“Iya, tanggannya diulurkan ke aku trus aku cium, anak-anak juga gitu… wes.. ,mbosenin. “
“Heheh, kamu dikira anak yatim yang ikut acara itu kali,,,,”
“Nggak tahu, tapi yang jelas bikim bete… tapi ada juga loh yang ramah dan baik…!”
“Gimana?”
“Itu ada ibu-ibu yang datang trus salaman sama aku, sama Madza. Ibu itu duduk dekat Yashinda trus tanya-tanya darimana. Sama Yashinda dijawab dari Ummu Aiman, trus dia tanya lagi siapa namanya satu-satu anak-anak yang di dekatnya. Dan dia menyesal nggak bisa datang awal karena macet..”
“Yang penting asyik khan Nad?”
“Iya… selain aku dapat tas ini aku juga dikasih uang 100 ribu!” katanya sambil senyum-semyum terus.
PS:
BKKKS : Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) Provinsi Jawa TimurGambar diambil dari
sini