Alhamdulillah malam ini nemu sebuah link tentang kultwit (kuliah twitter) yang berisi tentang “perjuangan” seorang blogger yang tetap fokus melakukan sesuatu yang dia sukai (untuk ditulis) meski dalam perjalanannya dia mendapatkan banyak cercaan dan “musuh”. Untungnya dia senantiasa sadar bahwa waktunya terlalu berharga untuk mengurusi orang-orang yang memusuhinya, sehingga dia lebih suka tidak meladeni dan fokus pada berkarya yang membuatnya mendapatkan beasiswa dan melahirkan buku serta sebuah komunitas yang banyak pengikutnya di twitter. Ada hal unuik yang dia sampaikan, bahwa “musuh” nya tadi selalu mengikutinya mulai dari jaman jayanya blog, sampai era twitter dan facebook, dan lucunya meski bertahun-tahun dia tetap “keukeuh” untuk jadi “musuh”.
Dari membaca kultwitnya, saya mendapatkan sebuah pelajaran tentang arti fokus!
Ya, fokus kepada sesuatu yang memang paling kita sukai untuk dilakukan, karena jika kita fokus dan konsisten untuk tetap berkarya !
Lantas apa hubungannya dengan branding (pencitraan diri) ?
Membaca kultwit tadi seakan-akan menyadarkan saya kepada hal-hal yang harusnya saya fokuskan dan saya lakukan, karena dengan tetap fokus dan berkarya maka hal itu akan sangat berdampak pada menguatnya citra diri kita!
Benar, mustahil kita bisa membangun sebuah brand (citra diri) tertentu jika kita tidak fokus pada hal-hal yang memang paling kita sukai untuk dilakukan.
Saya, tahu dan menyadari memang terkadang kita belum tahu atau suka lupa dengan potensi terkuat dari diri kita. Yang saya maksud potensi terkuat adalah, sesuatu yang kita sangat suka melakukannya dan kita mampu bertahan melakukan hal itu dalam waktu yang lama baik berjam-jam, berhari-hari, berbulan bahkan bertahun-tahun dibandingkan oleh orang lain, atau saya menyebutnya konsistensi atau istiqomah.
Begitulah, konsistensi adalah sangat dibutuhkan untuk memunculkan potensi kita yang dulunya hanya terlihat samar-samar menjadi sesuatu yang bersinar kuat dan terang. Tetapi ingat, ternyata konsistensi itu butuh kesabaran, karena tanpa kesabaran akan bisa mengalihkan fokus kita kepada hal-hal yang lain yang mungkin kelihatan menarik. Dan yang lebih celaka lagi jika kesabaran tadi hilang maka kita tidak akan pernah “menjadi siapa-siapa”.
Ya, hari ini saya semakin tersadar , setelah membaca status FB
mantan bos saya dulu tentang bagaimana membangun sebuah bisnis yang hebat, bahwa saya sudah seharusnya fokus, konsisten dan sabar . Dalam statusnya dia mengatakan
“Tidak ada bisnis kecil, tidak ada bisnis remeh, yang ada mental menyerah sebelum berjuang, mental gagal sebelum berhasil. Dengan mental pemenang semua bisnis adalah bisnis besar.”
Saya membahasakan status di atas menjadi,
“Tidak ada cita-cita yang kecil dan remeh, yang ada adalah ketakutan kita untuk mencoba mewujudkan cita-cita itu menjadi nyata. Kalau kita berani mencobanya dan merealiasasikannya, maka usaha tersebut akan membesarkan citra kita dan menjadikan cita-cita kita menjadi sesuatu yang berwujud”
Ah, sepertinya terlalu filosofis!
Heheh, oke deh saya ingin sedikit memberi contoh bagiamana fokus tersebut memang akan “mewujudkan ” sesuatu yang kita angankan. Tetapi sebelumnya saya sedikit “menghibur” anda bahwa “tanpa target-pun” anda tetap bisa mencapai apa-apa yang memang anda sukai.
Lho kok begitu?
Hehe, lagi-lagi saya terinspirasi postingan Leo Babauta yang berjudul
“Achieving, without goals “ [ sila dibaca di
http://zenhabits.net/achieving/ - ada beberapa postingan yang saling menjelaskan tentang hal itu, saya sertakan di bagian bawah tulisan ini]
Yuk kembali ke contoh yang ingin saya sampaikan.
Begini, saya sudah sejak lama ingin menulis dan karya-karya saya diterbitkan. Saya masih ingat betul ketika saya memulai suka menulis ketika menjelang SMA di akhir tahun 1980-an, saya mendapati bahwa fasilitas yang ada di rumah saya sangat minim. Tentu saja masih tetap bersykur meski orang tua saya tahu tidak mungkin meminta mereka memberikan fasilitas yang mendukung kesukaan saya tersebut, tetapi yang saya tahu mereka membiarkan saya tetap suka membaca dan membebaskan saya memilih apapun yang akan saya pelajari di sekolah dan mau bercita-cita apa.
Saya mulai menulis dikertas-kertas buram dan kertas-kertas bekas. Saya kumpulkan tulisan-tulisan tangan tersebut dalam sebuah map, saya baca-baca lagi tulisan-tulisan tersebut, satu hal yang tidak bisa saya lakukan saat itu adalah karena saya tidak bisa mengirimkan karya-karya saya ke media karena tidak ada mesin ketik – pernah sih pinjam tetangga tetapi gak berani lama-lama karena kadang cuman diberi waktu sehari. Ketika SMA akhirnya bertemu dengan teman-teman yang mempunyai hobi yang sama, dan mulai berani mempublikasikan karya saya walaupun hanya lewat mading kelas. Dan alhamdulillah bisa dapat tumpangan untuk bisa ngetik karya saya. Namun saya tetap belum berani mengirimkan karya tersebut ke media, selain gak punya informasi juga belum terlalu pede.
Menginjak bangku kuliah, barulah berani ngirim tulisan di majalah kampus, dan seingat saya hanya sekali tulisan saya tembus media nasional saat saya kuliah. Selepas kuliah dan bekerja, saya mulai mengenal internet, dan mulainya saya aktif belajar banyak hal dari sumber yang tidak terbatas dan melimpah ruah. Saat itu cukup bersenjata Yahoo.com saya sudah banyak mendapatkan hal-hal baru yang sangat menarik untuk dipelajari dan akhirnya menginspirasi saya untuk belajar dan mengajarkannya. Meski waktu itu belum bisa punya komputer sendiri, saya banyak mengabiskan waktu di luar jam kerja hingga malam hari hanya untuk bisa menulis di komputer dan membaca ribuan lembar tulisan yang saya dapatkan dari warnet. Selain “kulakan ilmu” dari situs-situs, saya juga mengikuti beberapa milis. Dari banyak membaca tersebut saya akhirnya menuliskannya dan mulai menyebarkan tulisan saya di milis-milis. Waktu itu pengen sekali membuat web, tetapi apa daya harus menguasai bahasa HMTL dan hal-hal cukup teknis lainnya. Selain mengirimkan tulisan di milis, saya mulai mengirimkan tulisan ke media masa, khususnya yang temanya tentang komputer dan teknologi informasi, alhamdulillah tulisan-tulisan ringan saya mulai dimuat dan mendapat honor meski tidak banyak. Selain itu saya mulai mengikuti beberapa lomba penulisan artikel, alhamdulillah beberapa diantaranya menang. Hal ini membuat saya semakin intens menulis, meski banyak juga tulisan yang tidak dimuat di media :D heheh..
Sampai akhirnya tahun 2007 saya mulai mengenal blog, mulailah rajin nulis lagi dan menerbitkannya di blog, dan alahamdulillah dengan blog pula jaringan pertemanannya menjadi lebih bertambah banyak, dan yang lebih penting lagi saya mulai mengenal penebar virus menulis seperti Pak Husnun Djuraid dari Malang Post, dari beliaulah wawasan menulis semakin bertambah dan masih banyak lagi berkenalan dengan orang-orang yang konsen di dunia tulis menulis.
Dengan blog pula akhirnya bisa membentuk komunitas menulis yang disebut Indonesias Beautiful Sharing Network (IBSN) yang anggotanya sampai ratusan blogger yang tersebar di berbagai daerah dan bahkan manca negara. Dan melalui blog pula saya mulai diundang untuk talk-show tentang blog, ngisi seminar buat guru-guru dan siswa dan beberapa pelatihan yang terkait dengan dunia blogging.
Ketika dunia blog sudah mulai mereda, dan berganti dengan sosial media – utamanya facebook, maka mulailah saya menuliskan tulisan-tulisan di catatan FB. Dari FB pula akhirnya bertemu dengan orang-orang yang juga suka mengompori orang lain menulis seperi Pak EWA, dari sana sampai akhirnya bisa mengadakan kegiatan offline untuk mengompori orang-orang lain menulis dan yang tepenting lagi bagi saya adalah mulai menulis buku meski kroyokan.
Dari FB pula akhirnya terbentuk sebuah proyek pembuatan buku antologi, yang akhirnya dari proyek tersebut terbentuklah sebuah komunitas PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng). Dan dari kominitas itu pula saya - paling tidak secara pribadi – semakin berkembang, seperti : menjadi mengerti dan memahami seluk-beluk menerbitkan buku dan bagiamana memasarkannya. Sampai mendapatkan order menjadi ghost writer, editor dan memberikan pelatihan.
Selain itu dari komunitas itu pula saya bisa memperluas jejaring dan bisa bekerjasama membuat sebuah proyek penerbitan ebook yang dari sana akhirnya semakin banyak memberikan inspirasi orang untuk terus bersemangat dalam menulis dan menerbitkan karya-karya.
Masih banyak lagi sebenarnya yang “tidak saya sadari” telah saya capai, meski saya masih hal-hal tersebut masih kecil dan belum membuat saya puas makanya saya masih ingin meraih hal-hal yang lebih besar lagi, meski saya tidak tahu kapan yang saya impikan itu akan tercapai
Begitulah, disela sela waktu bekerja saya, saya masih tetap melakukan apa yang saya suka lakukan, meski saya sadar bahwa saya masih kurang fokus, kurang konsisten dan kurang sabar dalam menjalani apa yang saya sukai. Dan untuk itulah saya menulis tulisan ini agar saya menjadi ingat dan mungkin juga ada sahabat yang selalu mengingatkan.
Nah, akhirnya saya mengajak mari tekuni dan fokus terhadap hal-hal yang anda sukai, dan tetaplah berkarya, konsisten dan sabar, karena saya yakin anda pasti akan mencapai hal hal yang lebih besar daripada yang telah saya capai.
Yuk, kita mulai, Bismillah!
**********
PS:
Silahkan artikel lain tentang “No Goal” (tanpa target)
gambar diambil dari
sini