Saya sering mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana menerbitkan buku
sendiri, baik secara langsung atau via email
dan chatbox .
Pada prinsipnya untuk menerbitkan buku sendiri pada saat ini insyaAllah lebih mudah, apalagi jika
anda mempunyai cukup uang - tidak harus
berjuta-juta kok, bahkan beberapa ratus ribu aja sudah cukup. Kalau anda tidak
punya uang sama sekali masih tetap bisa, hanya saja butuh “langkah yang lebih panjang”,
insyaAllah suatu saat akan saya bahas khusus tentang hal ini.
Baiklah, untuk menghindari
jawaban yang berulang-ulang, maka saya buatkan ringkasan pengalaman saya
menangani dan menerbitkan buku sendiri, baik untuk kalangan terbatas maupun
untuk kepentingan komersial.
Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan anda:
Berapa alokasi dana yang anda sediakan (anda punyai)?
Dengan modal sekitar 100.000 (seratus ribu) sampau dengan 500.000 (lima
ratus ribu) anda sudah bisa sudah mencetak buku sendiri. Hanya saja pilihannya adalah:
Apakah anda butuh ISBN (International
Serial Book Number) atau tidak?
Bagi sebagian orang, seperti guru, dosen, atau para akademisi adanya ISBN pada buku yang mereka cetak
adalah PENTING. Hal itu dikarenakan berpengaruh terhadap kredit poin atau cum
(sering diplesetkan kredit koin) yang bisa digunakan untuk kenaikan pangkat. Akan tetapi
ada sebagian orang yang lainnya tidak peduli dengan keberadaan ISBN. Saya tahu ada seorang
tokoh di Surabaya yang sangat produktif dalam menulis dan mencetak buku, dan
yang paling unik dia membuat semacam ISBN sendiri pada setiap bukunya, selain
itu selalu ada tulisan TIDAK BEST SELLER – di halaman sampul depannya.. hehhe.
Kenapa ISBN ini masuk dalam
bahasan?
Jika anda tidak butuh dengan ISBN
pada buku yang anda cetak serta tidak terlalu banyak gambar yang ilustrasi di
dalam buku, tetapi anda hanya butuh tampilan sampul dan layout yang memadai, maka
anda bisa memafaatkan teknologi Print On
Demand (POD) yang biasanya banyak bertebaran di sekitar lingkungan kampus
untuk memperbanyak naskah anda.
Teknologi POD ini adalah semacam
fotokopi dengan kualitas bagus – anda bisa langsung mencetak dari fash disk, CD atau media penyimpanan lainnya
asalkan naskah tersebut sudah anda setting
dengan format buku.
Sebagai contoh, di Malang ada layanan semacam ini, kalau anda
menerbitkan sebuah buku (SATU BIJI) dengan jumlah halaman sekitar 300, maka
dengan uang tidak lebih dari 50 ribu anda sudah mendapatkan sebuah buku dengan
cover berwarna dan jilid yang bagus.
Tentu saja hal ini bisa jadi pilihan, jika anda tidak pengen ribet mencetak buku pada
percetakan yang kadang butuh waktu yang cukup lama dan juga dana yang cukup
besar.
Sementara itu jika anda membutuhkan buku anda
mempunyai ISBN tetapi hanya mencetaknya dalam jumlah sedikit, maka saran saya silahkan
memakai jasa penerbit indie yang banyak bertebaran di internet. Silahkan pilih
paket-paket yang ditawarkan. Ada yang tanpa modal -tapi anda harus melakukan layout, desain cover sendiri dan seterusnya. Ada juga yang cuman dengan 200 ribu
anda akan mendapatkan 1 buah buku, tetapi sudah bebas dari kewajiban layout dan
desain cover.
Beberapa penerbit online yang
saya tahu dan pernah saya berhubungan atau sekedar mencari informasi dengannya
adalah : Leutikaprio, Mu Media Jogja, Nulisbuku, dapurbuku dan lain sebagainya.
½ Indie vs Full Indie
Pada bagia akhir poin dua di atas sudah saya
singgung tentang penerbit indie, yang itu banyak bertebaran di dunia maya. Bagi
saya penerbit-perbit tersebut masih ½ indie, pasalnya anda tidak sepenuhnya
mengurusi penerbitan buku anda. Gampangnya terima jadi saja.
Sementara ada juga pilihan menerbitkan buku yang Full Indie - pada pilihan ini, anda akan sedikit ribet,
karena harus mengurus sendiri semuanya, mulai editing, menentukan layout
(dengan bantuan dari tenaga profesional atau teman anda, atau dari tempat anda
mencetak buku), bahkan sampai-sampai membuat desain cover (baik dengan tenaga anda sendiri atau menyewa orang lain),
dan yang terakhir sampai memasarkan sendiri buku tersebut.
Apa beda antara keduanya?
Yang pasti adalah jika anda menerbitkan buku sendiri dengan jumlah 200
ekesmplar atau lebih, misalnya buat murid-murid di sekolah, atau buku komunitas
yang anggotanya ratusan orang, dan
anda/organisasi anda mempunyai dana untuk itu maka pilihan full indie ini yang
saya sarankan. Karena AKAN JAUH LEBIH MURAH.
Kenapa begitu?
Mari saya berikan gambaran sekilas tentang masalah harga buku
diterbitkan dengan ½ Indie dengan yang full indie.
Sebagai contoh pada pertengahan tahun 2012 yang
lalu temen saya menerbitka buku setebal 150 halaman dengan penerbit ½ indie – dengan membayar uang 500 ribu, dan
dalam waktu sekitar 30 hari dia akan mendapat sebuah buku, sedangkan dengan
uang 1 juta, dengan waktu 1 minggu dia mendapat 1 buku juga. Oh ya, ukuran
bukunya kurang lebih seukuran A5 atau setengah dari A4.
Sementara
saya pernah mendapatkan penawaran seperti ini beberapa bulan yang lalu dari
sebuah penerbit di Jogja
Untuk buku ukuran A5 halaman 300. Kertas HVs 70 gr, Finishing bending.
Perhitungannya sebagai berikut :
100 eks --- Rp 22.000/Buku atau
2.200.000
200 eks --- Rp18.000/Buku atau 3.600.000
300 eks --- Rp 14.000/Buku atau
4.200.000
500 eks --- Rp 10.000/Buku atau 5.000.000
Nah silahkan dibandingkan,
Demikian sekilas bagaimana menerbitkan buku sendiri.
Jika ada yang di diskusikan monggo silahkan ditulis dikolom komentar
****
Gambar diambil dari www.cbc.ca