Oleh: Ahmad Sarwat
Ada begitu banyak tantangan (atau malah penghalang) untuk melahirkan para ulama yang juga penulis. Maksudnya, ulama yang punya banyak produksifitas dalam bentuk tulisan.
Kalau ulama yang ahli di bidang ceramah, saya bisa dengan mudah menunjuk orangnya dan menyebut namanya. Sedangkan yang punya banyak karya tulis, agak susah menyebutkannya, walaupun bukan berarti tidak ada.
Namun yang agak jarang, bahkan jarang sekali, adalah ulama ilmunya banyak dan mendalam, ahli di bidang syariah Islam dan berbagai cabang ilmunya. Itu dari sisi 'rposessor' di dalam otaknya. Sedangkan cassingnya juga canggih, yaitu bagaikan singa di podium, yang mampu 'menyihir' massa. Lalu ditambah lagi punya produktif juga dalam menulis dan menerbitkan buku-buku ilmiyah.
Produk model begini inilah yang sebenarnya kita butuhkan. Caranya tentu bukan dengan mencari atau menunggu. Caranya tentu dengan mulai menciptakan mereka, mulai melahirkan dan membidaninya. Dan tentu produk model begini bukan tipe ulama instan, yang bisa dibuat cukup dengan ditambahkan air panas.
Produk seperti ini harus dimulai dari pembibitan yang baik, ditumbuhkan dalam atmosfir yang juga baik, dijaga, dirawat, dan dipersiapkan untuk dilahirkan dalam keadaan yang paling baik.
Produk Asal Jadi
Sedangkan yang paling banyak bertaburan adalah mereka yang pandai ceramah, sibuk kesana kemari dan habis semua waktunya untuk berceramah. Tetapi kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ilmunya tidak ada.
Jadi ceramah-ceramahnya itu berhenti hanya sekedar seruan, motivasi, ajakan, dan stimulan-stimulan saja. Meski tetap bermanfaat, tetapi semua itu sekedar sebuah 'ajakan', atau yang sering disebut dengan keliru dengan istilah 'dakwah'.
Apa yang disampaikan itu harus jujur kita akui, masih belum lagi merupakan penyampaian ilmu syariah yang mendalam dan mengakar. Dan memang untuk bisa menyampaikan ilmu syariah, tentu modalnya tidak cukup kalau hanya sekedar pandai melawak di atas panggung, atau sekedar menyihir massa dengan orasi, atau bikin sandiwara-sandiwara teatrikal biar para peserta menangis.
Menyampaikan ilmu itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang punya ilmu. Dan orang yang punya ilmu itu tentunya pernah belajar ilmu tersebut dalam bentuk yang serius, mendalam, lama, pakai kitab-kitab turats yang asli, menguasai bahasa Arab, dan tentunya juga ilmu-ilmu syariah yang sangat istimewa.