Oleh: Ahmad Sarwat
Dahsyatnya Bai'at
Meski tidak ada contoh langsung dari Rasulullah SAW dan salafunasshalih, namun segelintir orang telah menggunakan bai'at sebagai alat untuk membangun kelompok mereka dengan tingkat ketaatan yang teramat tinggi dari para pengikut.
Padahal Rasulullah SAW tidak pernah mencontohkan agar para shahabat membuat kelompok-kelompok yang kecil-kecil dan terpecah-pecah, lalu masing-masing mencari pengikut dengan membaiat para anggotanya.
Sayangnya, baiat di masa Nabi SAW yang sesungguhnya amat mulia itu malah diselewengkan sedemikian rupa, sehingga menjadi semacam sumpah setia untuk ikut secara membabi buta kepada pimpinan kelompok.
Begitu seorang anggota berbaiat, maka dia telah menanggalkan segala bentuk akal sehat, nalar, daya kritis, prinsip keadilan dan juga prinsip dasar syura. Semua itu diganti dengan taat, tunduk, patuh, loyal dan komitmen untuk membela sang pimpinan.
Sebab prinsip dasar baiat memang mengubah seseorang menjadi loyalois sejati, merah kata pimpinan, maka merah pula katanya. Hitam kata pimpinan, hitam pula katanya.
Sepanjang sejarah kita menemukan ada begitu banyak catatan tentang kelompok-kelompok umat Islam yang ditegakkan dengan prinsip baiat ini.
Bila ada anggota yang mulai berkurang ketaatannya, atau kendor loyalitasnya, bahkan dianggap mulai kurang tsiqah dengan pimpinannya, ada berbagai macam hukuman. Dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Hukuman yang termasuk kecil misalnya cuma berbentuk sanksi administratif saja, tetapi hukuman yang besar bisa sampai dipecat dan dikeluarkan dari kelompok, kemudian karakternya dibunuh, tuduhannya dibuat sedemikian rupa sehingga namanya tercoreng, lantas dibuang, diboikot.
Sebagian kelompok tertentu sudah mirip mafioso, yaitu sampai ke level membunuh anggota yang dianggap sudah tidak loyal lagi.
Dan semua kisah hukuman itu kemudian dijadikan bahan pelajaran bagi anggota yang kurang taat.
Bahkan dikeluarkan hadits-hadits yang pemahamannya diplintir sedemikian rupa, misalnya hadits yang intinya bahwa siapa yang keluar dari kelompok itu, maka dianggap telah keluar dari Islam, halal darahnya atau dirinya bergeser ke neraka.
Bahkan ada hadits yang bunyinya : Siapa yang mati dan tidak pernah berbaiat, maka matinya mati jahiliyah.
Kasihan sekali anggota-anggota kelompok yang pakai baiat itu, sudah terlanjur masuk, dia kira isinya bagus. Ternyata ketika dia lihat, waduh betapa bobrok isinya, sama sekali tidak sesuai antara isi dan bungkusnya.
Tapi apa lacur, mau mundur tidak punya nyali. Mau keluar tetapi tidak berani. Tentu karena diancam dan ditakut-takuti. Kasihan oh kasihan . . .
Betapa dahsyatnya bai'at itu, sehingga seseorang kelihangan keseimbangannya
**************
Yaser Arafat ..contoh kelompoknya apa Cak Sarwat?
Ahmad Sarwat Lucunya, begitu ada anggota yang dipecat oleh suatu kelompok, secara naluri dia akan bikin kelompok baru, sebagai lawan atau anti-thesa. Bedanya kali ini dia yang jadi pimpinan dan mengharuskan para pengikutnya untuk berbaiat kepada dirinya.
Nanti kalau ada anggotanya yang berulah macam-macam, dia akan dipecat. Kemudian orang yang dipecat itu secara naluri akan bikin kelompok lagi dan mengharuskan pengikutnya berbaiat kepadanya.
Dan begitulah seterusnya, bikin kelompok - baiat - mbalelo- pecat - bikin kelompok lagi - baiat - mbalelo - pecah dst dst . . .
Archza Faathir intinya siapa yg suruh umat muslim berpartai partai. bukan begitu ustadz?
Sari Octaviani saya pernah diajarkan gitu ustadz waktu "ngaji".. dibilang katanya salah satu ciri futur itu kalo udah gak mau melakukan tugas2 dari jamaah lagi... saya langsung keluar dari pengajian kecil itu...
Ubay Dillah Saya pernah ikut beberapa pengajian yang menyuruh / menyarankan untuk berbaiat dengan salah datu dalil tadi. Jika tidak baiat maka matinya jahiliyah / kafir. Waduh saya malah jadi ngeri, mau ngaji kok syaratnya berat pake baiat
Heri Cahyo berpecah belah itu sunnatullah atau bukan ustadz?
Ahmad Sarwat munculnya banyak kelompok itu tidak dilarang, asalkan tidak saling merasa diri paling bersih, paling benar sendiri, paling besar, paling banyak pengikut.
Dan yang jelas-jelas terlarang adalah kalau sampai mengklaim bahwa tidak akan ada lagi yang mampu menegakkan Islam kecuali kelompok kami. Itu 100% jelas sesat dan menyesatkan.
Heri Cahyo setuju dengan paragraf terakhir... apalagi sampe mengkafirkan yang tidak sepaham dengannya... gitu ya ustadz?
*( soalnya banyak tuh sekarang ini ... ilmunya cetek, mudah sekali mengkafirkan yang gak setuju dengan kelompoknya
Ahmad Sarwat Belajar ilmu agama seharusnya kepada ulama yang ahli di bidang dan disiplin ilmu tersebut. Masak belajar agama kepada kelompok tertentu, sudah pasti bukan diajari ilmu agama, tetapi malah diajak untuk menegakkan kelompok itu sendiri. Ilmunya? hmm kata orab arab : orang yang tidak punya sesuatu tentu tidak bisa memberikan sesuatu.
Asep Gumilar Widi Mulyadi Ustadz, apakah Rasulullah bersama Para Sahabatnya selama berdakwah di Makkah mendakwahkan kepada manusia untuk masuk kelompok? atau masuk kedalam Dienul Islam? Maaf pertanyaan ini mewakili perasaan saya dimana dakwah saat ini identik dengan menyeru manusia agar masuk kedalam kelompok.
Mas Bagus Pamungkas Mantep nih ustadz
Ahmad Sarwat Seorang karib saya, beliau doktor ilmu fiqih di Malaysia, pernah bercerita bahwa sewaktu masih mahasiswa dulu pernah diajak-ajak ikut pengajian kelompok kecil-kecil di kampusnya. Ketika mengetahui bahwa pengisi materi menuliskan judul materi dalam bahasa Arab di papan tulis tetapi salah kaidah imla'nya, dia langsung pulang dan nggak balik-balik lagi untuk seterusnya. Bukannya sombong, tetapi pikiran sederhananya, masak orang kayak gini mau ngajar ilmu agama, lha wong nulis bahasa arab saja salah gitu kok?
Saat itu dia dinasehati oleh seniornya, bahwa jangan terlalu memikirkan salah benarnya si pengisi materi, yang pentng berjamaahnya. Tdak boleh menyendiri, gitu nasehatnya. Weleh . . .
Asep Gumilar Widi Mulyadi I Agree Ustadz... Padahal dulu Rasulullah pun mengajarkan Wahyu kepada Manusia agar mereka kembali pada Aqidah yang benar dan Ibadah yang benar. Tapi sekarang seruan-seruan yang ada malah justru kebanyakan menyeru pada doktrin kelompok.
Guntara Nugraha Adiana Poetra Membahayakan tadz. D negri ini ko bnyk yg aneh ya, bukan cuma politik, sosial, budaya yg jadi Fenomena, tapi masalah keagamaan.....Wallahul musta'an