Untuk mencapai hal yang kita inginkan dalam hidup, yang kita sebut sebagai impian, kita perlu menyadari satu hal penting mengenai pikiran. Ada dua level impian. Pertama, impian di level pikiran sadar, dan kedua, impian di level pikiran bawah sadar. Kita SELALU mendapatkan impian yang ada di level pikiran bawah sadar, BUKAN di level pikiran sadar.
Pernahkah Anda bertemu dengan orang atau rekan yang berkata, "Nanti kalau saya besar saya tidak mau dapat istri seperti ibu saya yang cerewet dan suka ngatur-ngatur hidup saya."
Apa yang terjadi? Rekan ini menikah dengan wanita yang mirip dengan ibunya, yang cerewet dan suka mengatur.
Ada lagi rekan yang berkata, "Saya tidak mau suami saya selingkuh." Dan yang terjadi adalah suaminya selingkuh.
Mengapa ini bisa terjadi?
Hukum pikiran berkata sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pula buah yang dituai.
Impian di level pikiran sadar adalah apa yang kita inginkan secara sadar. Namun, untuk bisa menjadi realita, impian ini perlu di-download atau dimasukkan ke pikiran bawah sadar. Kita HANYA bisa mendapatkan impian yang ada di level pikiran bawah sadar.
Dua contoh kasus di atas menunjukkan bahwa rekan ini salah menggunakan pikirannya. Pada contoh pertama yang ia inginkan adalah mendapat istri yang baik dan mengerti dirinya. Namun ia justru fokus pada sifat ibunya yang ia tidak inginkan ada dalam istrinya dan ini mendominasi pikiran dan perasaannya.
Contoh kedua, rekan ini ingin suaminya setia pada dirinya dan keluarga. Namun yang menjadi fokus pikirannya adalah suami tidak selingkuh.
Secara semantik pikiran sadar "saya tidak ingin dapat istri yang cerewet dan suka ngatur-ngatur hidup saya" dan "saya ingin dapat istri yang baik dan mengerti diri saya" memiliki makna yang sama. Namun, pikiran bawah sadar memaknainya berbeda.
Demikian pula dengan "tidak ingin suami selingkuh" dan "ingin suami setia".
Untuk bisa tahu apakah impian ini ada di level pikiran sadar atau bawah sadar kita bisa melakukan dua hal berikut:
1. Cek pikiran mana yang dominan. Apakah sesuatu yang TIDAK Anda inginkan atau sesuatu yang Anda inginkan? Kalau pada contoh di atas "tidak ingin dapat istri yang cerewet dan suka ngatur", atau "ingin dapat istri yang baik dan mengerti saya" atau "tidak ingin suami selingkuh" atau "ingin suami setia"?
2. Cek perasaan yang dominan. Mana yang lebih sering Anda rasakan? Apakah perasaan tidak nyaman saat memikirkan hal yang TIDAK Anda inginkan ataukah perasaan nyaman memikirkan yang Andan inginkan?
Pada contoh di atas "tidak ingin dapat istri yang cerewet dan suka ngatur" atau "tidak ingin suami selingkuh", ataukah perasaan nyaman "ingin dapat istri yang baik dan mengerti saya" atau "ingin suami setia"?
Apapun bentuk pikiran dan terutama perasaan yang dominan dalam diri seseorang, itulah yang akan ia dapatkan.
Sekarang, coba cek ke dalam diri Anda. Selama ini Anda lebih sering memikirkan atau merasakan hal-hal yang membuat Anda tidak nyaman ataukah yang membuat Anda nyaman? Dan coba jujur pada diri sendiri. Mana yang lebih sering Anda dapatkan? Yang Anda tidak inginkan ataukah yang Anda inginkan?
Pesan saya, hati-hati dengan pikiran dan perasaan Anda yang dominan karena inilah yang akan menjadi realita Anda.