oleh:
Maimon Herawati
Saya asli ngekek pas baca 'ulasan beberapa status FB' yang demikian 'heran'nya dengan semangat bela Palestina orang Indonesia, sedang 'menurut Dubes Palestina untuk Indonesia saja jumlah penduduk Yahudi saja 50% di Palestina, sedang sisanya Kristen dan Muslim yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza...Dubes juga heran dengan teriakan 'Allahu Akbar' dari orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak pernah membantu Palestina tersebut'...Demikian lansir PedomanNews, yang kemudian diseret ke forum diskusi...Garis bawahi, forum diskusi Kompas. Bukan Kompas...Forum Diskusi ya.
Maka streslah yang selama ini merasa kuat keterikatan dengan isu Palestina. Bagaimana ini? Setengahnya Yahudi. Dubesnya sendiri menafikan 'teriakan Allahu Akbar'...Apa salah pemahaman selama ini?
Kita runut satu-satu.
1. Sumber berita: Pedoman News. Sekilas lihat, media ini penuh dengan keberpihakan pada capres nomor 2. Reporternya ada 3 orang, redaktur dan korlip masing-masing satu. Bahasa singkatnya, ini media ditengarai masuk kategori abal-abal Eits, jangan sensi dulu. Kalaupun media ini nampak hanya memuat berita capres nomor satu, saya tetap akan mengatakan hal yang sama. Karena media 'sehat' mestinya memberikan porsi pada dua belah pihak. Capres satu dan capres dua. Lalu jumlah reporter yang hanya tiga mengkover semua isu? Hebat sekaleee.
2. Perhatikan kalimat pertama, '“Di Palestina 50% penduduknya beragama Yahudi dan sisanya beragama Kristen dan Muslim yang berada di daerah Tepi Barat dan Yerusalem.” Ujarnya.
Di Tepi Barat dan Gaza adanya Kristen dan Muslim. Di luar Tepi Barat dan Gaza, Yahudi...hampir sebanyak dua lokasi ini. Daerah manakah itu?
Maka kita akan dipaksa bicara batas teritori Palestina. Yg mana?
Kalau berdasar peta British Mandate 1920-1948, pemukiman Yahudi tidak sampai 10% dari total wilayah Palestina. Berdasarkan partition plan PBB pada 1947, wilayah Israel dan Palestina hampir 50:50. Kalau berdasar 'tanah ril yang bisa dihuni aman' oleh warga Kristen dan Muslim Palestina saat ini? Maka tinggal 10% saja.
Dari berbagai konferensi pro kemerdekaan Palestina yang saya ikuti di Inggris, mendengar langsung dari mulut Dubes Palestina untuk Inggris, tanah yang diperjuangkan bebas dari jajahan Israel yang berdasar Resolusi 242 PBB. Bukan tanah yang 10% sekarang. Dengan demikian, kalimat Dubes yang pertama '50% warga Palestina adalah Yahudi'...ini logis karena sebagian besar tanah sah Palestina saat ini dikangkangi Israel, dijajah, dikuasai. Diamankan dengan 'outpost' militer yang akan 'menjaga kepentingan' settler' atau warga kiriman negara penjajah
di daerah itu.
Lalu 'keheranan Dubes Palestina tentang teriakan Allahu Akbar', bisa saya katakan kalimat yang ditanamkan wartawan media di atas. Jikapun ada, bisa jadi sudah hasil pelintiran.
Kenapa? KArena kedekatan warga Palestina dengan Indonesia sudah sedemikiannya Saya sedang masak. Jadi sulit menuliskan semua
Jika 'pusat' pembebasan tanah jajahan ini ada di Gaza dan Tepi Barat, jika kita hanya melihat dua daerah ini saja, maka jumlah Muslim di sini adalah 80%, Kristen 1%, sisanya Yahudi. Yahudi ini saya pastikan hidup di 'pinggir' Tepi Barat dan Gaza...Yahudi kelas ekstrim, yang sengaja tiap saat provokasi dan meneror warga Palestina. Silahkan cek laporan international solidarity movement tentang teror Yahudi ekstrem ini terhadap ...bahkan...terhadap anak kecil yang jalan menuju sekolahnya!!
Setelah status ini, akan saya tuliskan beberapa referensi...insya Allah
*
Komen2 saya bawa ke status
1. Perang saudara ....pasti bukan. Karna ini bukan Arab berhadapan dengan Arab. Ini Arab asli berhadapan dengan pendatang Yahudi Eropa dan Amerika.
Perebutan kekuasaan? Juga bukan karena warga Palestina tidak hendak 'berkuasa'...mereka hendak merdeka.
Agama?
Theodore menggunakan sentimen agama untuk mengumpulkan dana zionist internasional...juga menggerakkan Yahudi pindah ke Palestina, walau dalam diarinya, Theodore menulis, 'We will keep Rabbi in the sinagog'...Tidak akan membiarkan Rabbi ikut2an urusan calon negara ini.
Bagi Muslim di dunia, Mbak Cher Husty, Al Aqsa adalah kiblat pertama....Yang dibunuh dan diusir mayoritas Muslim sehingga 'innamal mukminuna ikhwah' jalan di sini...
2. 1. Sumber artikel/berita Kompas itu katanya pedoman news. Saya sudah bahas media apa pedoman news. Saya juga sudah sampaikan yg beredar tersebut bukan artikel, bukan berita...tapi tulisan di FORUM DISKUSI. Bahasa Minangnya, ota urang lapau....obrolan warung kopi. Derajat infonya gossip murahan. Masih mau percaya isinya?
2. Saya sampaikan kemungkinan logika pernyataan 50:50 dengan bicara dengan batas teritori. Kalau hanya bicara Tepi Barat dan Gaza, sumber yang saya punya mengatakan 80-85%.Ada angka mayoritas lainnya, tidak masalah,..asal jangan berubah jadi paruh paruh
Saya jelaskan juga batas-batas teritori. Mau pakai yg mana? Berdasar British Mandate? PBB partition plan? Atau penguasaan di lapangan, alias perampokan tanah dan rumah oleh Israel?
3. Saya sudah jelaskan lewat satu komen yg panjang (sebenarnya status sebelumnya) tentang asal muasal dan situasi terkini Palestina dengan menggunakan analogi Sumedang, Singapura. Bahwa Yahudi yang ada di Israel sekarang bukan penduduk asli Palestina....mereka pendatang yang kemudian meneror, menjarah, membunuh hingga akhirnya menguasai tanah Palestina (bahkan mengubah nama desa Arab itu menjadi nama Yahudi)...Sudah terjadi pengampilan paksa tanah Palestina oleh Yahudi selama 67 tahun.
*
Apakah ini perebutan lahan? ~Give me abreak.
Ada orang menyerbu rumah Anda dengan senjata...malam-malam. Anda sedang tidur. Kaget. Segera menyelamatkan diri hanya dengan kain selembar dan beberapa kunci lemari....
Anda pindah ke rumah saudara, bingumng dengan apa yang terjadi. Sampai 67 tahun kemudian, Anda masih belum bisa kembali ke rumah Anda....kunci lemari masih Anda pegang....
Kira-kira ini perebutan lahan? Atau pertahanan hak milik dari pencuri?
*
Indonesia adalah ladang MOSSAD beroperasi terbesar setelah Amerika. Pusat operasinya di Singapura. Selain meletakkan intel-intel di safe house, mereka juga membangun berbagai 'lembaga survey, lembaga penelitian, LSM'....yg tujuannya menggali informais tentang tokoh dan arus utama di Indonesia....mengatur 'suhu' di Indonesia dengan mengeluarkan isu-isu...
Ada mereknya nggak sih safe house tersebut? LSM tersebut? Bahkan manager LSM bisa jadi tidak tahu kalau mereka sudah diperkerjakan intel MOSSAD...
Apa kepentingannya MOSSAD meletakkan operasi kedua terbesar mereka di Indonesia? Sepanjang bisa 'mengatur/mengontrol' mayoritas Muslim di dunia, mereka lebih aman
Silahkan baca buku Victor Ovtrosvky dan yang sejenisnya.
Masih ngeyel?
Coba cek nama Alexander Litvinenko...Bukti ril agen2 itu masih ada dan nggak cuma sekedar ada di film james bond....
Plus MOSSAD jauh lebih canggih dan kejam dibanding KGB...
*
ermasuk mengeluarkan kasus penjajahan 67 tahun ini lewat media abal-abal sebagai isu teroris Palestina...ini perebutan lahan...ini masalah agama.
Miris...banget.
Coba deh bacanya jangan cuma Tempo, Kompas
Baca sesekali guardian.co.uk
Lihat bagaimana 'utang masa lalu' Inggris membuat masyarakat di sana membuat gerakan 'sorry campaign'....meniru gerakan di Australia untuk Aborigin...
Saya hadir di konferensi yang mendebarkan itu saat pengacara internasional, akademisi, politisi (ya, Dubes Palestina untuk Inggris juga ada di sana), aktivis merumuskan step 'sorry campaign' ini.
Menurut Anda, jika ini masalah lahan...jika ini masalah agama Islam saja, jika ini karena 'teroris' Palestina, orang-orang hebat itu datang ke sana? Membawa ide brilyant, dengan ongkos sendiri?
Yeah right....
Lalu Dubes ini dari faksi Fatah...dsb.
Plis deh....Lihat dulu....pernyataan itu ---sama seperti berita tentang doa rakyat Palestina untuk Jokowi---adalah berita palsu.
Terlepas beliau dari Fatah atau Hamas....jangan simplistis. Beliau sudah dikirim resmi oleh Pemerintahan Palestina. Pasti tidak sembarangan mengirim wakil ke negara paling menentukan di kalangan Muslim dunia ini...
Ingat! Rekonsiliasi Fatah Hamas sudah dilakukan,...
Ingat, pertemuan strategis PPalestina, Turki, Mesir, Indonesia, Malaysia pernah dilakukan di Malaysia....dan you know what happened next...
Pembuktian gerakan 'dunia dalam selimut gelap' seperti MOSSAD tentu tidak mudah....Emang ada plakatnya kalau media ini sedang dibiayiai MOSSAD?
Sekali lagi, kasus spion yang terbuka ke dunia luas, sebagai pengingat mereka maish ada dan terus bergerak....ikuti dan telaah kisah Alexander Litvinenko....saya sarankan ambil sumber guardian.